“Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada orang dewasa. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mengatasi depresi, mulai dari melakukan hal yang menyenangkan hingga tetap aktif bergerak.”

Sebenarnya, merasa sedih sesekali adalah hal yang wajar, tetapi depresi bisa membuat seseorang merasa tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama. Bahkan, untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka senangi.
Mengatasi depresi memang tidak semudah yang dibayangkan, terkadang mencari bantuan profesional perlu dilakukan. Namun, sebenarnya ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan orang dewasa untuk mengatasi masalah kesehatan mental tersebut.
Dengan melakukan langkah-langkah kecil yang positif hari demi hari, kamu bisa segera menghilangkan kabut tebal depresi dan menemukan diri kamu lebih bahagia dan sehat, serta kembali memiliki harapan.
Cara Mengatasi Depresi Bagi Orang Dewasa
Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa kamu coba lakukan untuk mengatasi depresi:
1. Tetap berhubungan dengan orang lain
Cara mengatasi depresi yang pertama dan bisa kamu lakukan adalah tetap terhubung dengan orang lain. Saat depresi, seseorang akan cenderung menarik diri dari keluarga atau teman-teman.
Hal itu mungkin disebabkan karena mereka merasa terlalu lelah untuk bersosialisasi, malu dengan kondisi mereka, atau lainnya.
Namun, mendapatkan dukungan dari orang lain memiliki peran penting dalam mengatasi depresi.
Namun, sebelum itu, kamu juga perlu Mengetahui 7 Jenis Depresi untuk menentukan pilihan penanganan yang tepat.
Saat sendirian, kamu sulit untuk menjaga perspektif yang sehat dan berusaha untuk mengatasi depresi.
Sebaliknya, bersosialisasi bisa meningkatkan suasana hati dan menjadi cara untuk mengungkapkan rasa sedih kamu.
Oleh karena itu, berusahalah untuk tidak menarik diri dari orang-orang terdekat.
Tetaplah berkomunikasi dengan keluarga dan para sahabat karena mereka yang mencintaimu pasti akan siap membantu kamu mengatasi depresi.
Mau tahu kapan seseorang yang mengalami depresi perlu mengonsumsi obat-obatan?
2. Lakukan hal-hal yang menyenangkan
Untuk mengatasi depresi, kamu perlu melakukan hal-hal yang membuatmu rileks dan berenergi.
Hal itu termasuk gaya hidup sehat, belajar untuk mengelola stres dengan baik, dan menjadwalkan kegiatan yang menyenangkan.
Meskipun depresi membuat kamu tidak bersemangat, termasuk untuk melakukan hal yang menyenangkan. Namun, kamu perlu mendorong diri sendiri untuk melakukan suatu hal agar dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Contohnya, lakukanlah hobi atau olahraga yang sebelumnya kamu sukai. Misalnya seperti mendengarkan musik, pergi keluar dengan teman-teman, mendaki gunung, dan lain-lain.
Mungkin depresi tidak akan langsung hilang, tetapi lama kelamaan kamu akan merasa lebih optimis dan berenergi saat kamu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan.
3. Aktif bergerak
Saat depresi, untuk bangun dari tempat tidur saja terasa sangat sulit, apalagi berolahraga.
Namun, olahraga adalah cara mengatasi depresi yang efektif, dan merupakan salah satu bagian terpenting dalam upaya pemulihan.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara teratur sama efektifnya dengan obat untuk meredakan gejala depresi. Hal ini juga membantu mencegah masalah mental tersebut kambuh setelah kamu sehat.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, berolahragalah minimal 30 menit per hari. Ini tidak harus sekaligus, dan tidak apa-apa untuk memulai dari yang mudah.
Misalnya berjalan kaki selama 10 menit yang mampu meningkatkan mood selama dua jam. Artinya, berolahraga merupakan cara mengatasi depresi yang efektif dan bisa kamu coba lakukan.
4. Konsumsi makanan sehat anti depresi
Selain itu, cara mengatasi depresi yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi asupan makanan yang bisa memengaruhi otak dan suasana hati.
Misalnya seperti kafein, alkohol, makanan berlemak, dan makanan yang mengandung pengawet kimia dan hormon yang tinggi, seperti daging tertentu.
Sebaliknya, tingkatkan suasana hati kamu dengan makanan yang kaya akan asam lemak omega-3. Nutrisi tersebut berperan penting dalam menstabilkan mood. Sumber terbaik untuk asam lemak omega-3 adalah salmon, sarden, tuna, atau suplemen minyak ikan.
Selain itu, penuhi juga kebutuhan tubuh akan vitamin B. Pasalnya, kekurangan vitamin B seperti asam folat dan B-12, bisa memicu depresi.
Untuk mendapatkan asupan nutrisi tersebut, konsumsilah suplemen vitamin B kompleks atau makan lebih banyak buah jeruk, sayuran hijau, kacang-kacangan, ayam, dan telur.
5. Dapatkan paparan sinar matahari
Sinar matahari bisa membantu meningkatkan kadar serotonin dan memperbaiki suasana hati.
Jadi, usahakanlah untuk keluar rumah pada pagi atau siang hari untuk mendapatkan paparan sinar matahari setidaknya selama 15 menit sehari.
Jangan lupa gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari dampak buruk sinar UV.
Rekomendasi Obat Penenang Depresi
Ada beberapa obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh psikiater untuk mengatasi gejala depresi, di antaranya:
- Sandepril 50 mg Tablet. Ini merupakan obat antidepresan yang mengandung maprotiline HCL 50 mg untuk mengatasi depresi berat, depresi minor, depresi terselubung, depresi organik, hingga insomnia.
- Kalxetin 10 mg 10 Kapsul. Kalxetin merupakan obat antidepresan yang di dalamnya mengandung fluoxetine 10 mg. Obat ini banyak direkomendasikan untuk mengatasi depresi, obsessive compulsive disorder (OCD), hingga bulimia nervosa.
- Cipralex Tablet 10 mg. Ini merupakan obat antidepresan yang mengandung escitalopram oxalate (golongan SSRI), untuk mengatasi depresi episode mayor, gangguan kecemasan dengan atau tanpa agorafobia.
- Sertraline 50 mg Tablet. Obat ini mengandung sertraline 50 mg, yang bisa bantu menghambat pengambilan kembali serotonin presinaptik. Serotonin di saraf pusat memiliki peran penting dalam mengatur mood atau suasana hati, kepribadian, dan siklus tidur.
- Fridep 50 mg 10 Tablet. Obat yang satu ini mengandung sertraline (SSRI) yang bekerja dengan cara menghambat pengambilan kembali serotonin presinaptik. Obat ini banyak direkomendasikan untuk mengatasi depresi, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan sosial, hingga nyeri neuropati.