Asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa menyebabkan munculnya sensasi terbakar pada area dada alias heartburn.
Asam lambung naik atau yang dikenal dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) bisa ditandai dengan beberapa gejala. Salah satu gejala yang khas dari kondisi ini adalah munculnya rasa panas pada bagian dada.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Penting untuk mengetahui apa saja penyebab naiknya asam lambung.
Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, bukan berarti boleh disepelekan. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi pada kesehatan.
Untuk itu, sangat penting segera melakukan penanganan terhadap penyakit GERD. Lantas, apa saja ciri-ciri asam lambung naik? Simak ulasannya di sini!
Apa Itu Asam Lambung?
Asam lambung adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar di dinding lambung, yang terdiri dari asam klorida (HCl), enzim, dan lendir. Fungsinya adalah:
- Membantu mencerna makanan, khususnya protein.
- Membunuh bakteri atau mikroorganisme yang masuk bersama makanan.
- Mengaktifkan enzim pencernaan seperti pepsin.
Namun, jika produksi asam lambung berlebih atau ada gangguan pada mekanisme penutup lambung (sfingter esofagus), asam lambung dapat naik ke kerongkongan, menyebabkan gastroesophageal reflux disease (GERD).
Perbedaan Asam Lambung dan Maag
Perbedaan antara asam lambung naik (GERD) dan maag (gastritis) terletak pada definisi, gejala, penyebab, dan komplikasi yang menyertainya.
1. Asam lambung
Asam lambung naik (GERD) adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi.
Gejala utamanya meliputi rasa terbakar di dada (heartburn), rasa asam atau pahit di mulut, serta kesulitan menelan.
Penyebab utamanya adalah lemahnya sfingter esofagus, yang berfungsi sebagai penghalang antara lambung dan kerongkongan.
Jika tidak ditangani, GERD dapat menyebabkan komplikasi seperti radang kerongkongan dan erosi gigi.
2. Maag (gastritis)
Sementara itu, maag (gastritis) adalah peradangan pada lapisan lambung yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Gejala utama maag meliputi nyeri atau perih di perut bagian atas, mual, muntah, kembung, dan hilang nafsu makan.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat maag termasuk tukak lambung dan perdarahan lambung.
Meskipun keduanya berhubungan dengan masalah pada sistem pencernaan, mekanisme dan risiko yang ditimbulkan berbeda, sehingga penanganannya pun perlu disesuaikan. Sakit Maag Sering Kambuh? Saatnya Hubungi Dokter Ini.
Kenali Tanda Asam Lambung Naik
Sebaiknya jangan sepelekan kondisi nyeri dada yang menyebabkan rasa panas atau heartburn yang muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein tinggi.
Bisa jadi kondisi ini merupakan ciri dari asam lambung naik. Penyakit asam lambung nyatanya sering salah diartikan sebagai penyakit gangguan jantung karena gejala utamanya yang hampir sama, yaitu nyeri pada bagian dada.
Kondisi ini terjadi karena zat asam dari lambung naik menuju kerongkongan. Hal itu kemudian menyebabkan dinding kerongkongan dan juga mulut mengalami iritasi.
Saat hal ini terjadi, maka akan muncul sensasi panas atau terbakar pada dada atau heartburn dan rasa tidak nyaman di perut. Kondisi ini akan semakin lebih terasa setelah pengidap mengonsumsi makanan atau berbaring.
Melansir dari American Academy of Allergy Asthma and Immunology, selain heartburn dan asam pada mulut, ada beberapa tanda lain yang menjadi ciri-ciri asam lambung naik, seperti mudah kenyang, lebih sering bersendawa, sakit tenggorokan, mual, muntah, produksi air liur lebih banyak, bau mulut, dan mengalami batuk tanpa dahak.
Namun jangan khawatir, kondisi ini masih dianggap wajar apabila tidak terjadi selama beberapa hari, terjadi sebanyak 1–2 kali dalam satu bulan, muncul gejala setelah kamu mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak serta setelah mengonsumsi makanan berlemak dan pedas.
GERD dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Hal ini menyebabkan gejala terjadi dalam durasi yang panjang, sering muncul, menyebabkan muntah bercampur darah, nyeri hingga ke rahang, dan disertai dengan kondisi sesak napas.
Kamu dapat segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk penanganan keluhan kesehatan yang dialami.
Melemahnya otot bagian kerongkongan nyatanya menjadi salah satu penyebab mengapa seseorang mengalami penyakit GERD. Pada pengidap asam lambung, otot tidak dapat menutup secara rapat sehingga mengakibatkan asam lambung naik kembali menuju kerongkongan.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko melemahnya otot pada kerongkongan, seperti kondisi obesitas, usia lanjut, kondisi hamil, terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, alkohol, merokok, bahkan kondisi stres pun dapat menyebabkan otot kerongkongan tidak bekerja secara maksimal.
Tidak hanya gaya hidup dan pola makan saja, nyatanya asam lambung naik juga dapat disebabkan oleh adanya beberapa penyakit, seperti gastroparesis, scleroderma, hingga hernia hiatus.
Penanganan Asam Lambung Naik
Penanganan naiknya asam lambung bergantung pada tingkat keparahan:
1. Perawatan asam lambung secara mandiri
Berikut penanganan asam lambung yang bisa kamu lakukan sendiri di rumah:
- Makan porsi kecil tapi sering, hindari makan terlalu kenyang.
- Jangan langsung berbaring setelah makan (tunggu 2–3 jam).
- Hindari makanan pemicu seperti gorengan, makanan pedas, asam, kafein, alkohol, atau cokelat.
- Gunakan bantal tambahan saat tidur agar posisi kepala lebih tinggi.
- Konsumsi cairan yang cukup untuk membantu menetralkan asam lambung.
2. Pengobatan Medis
Adapun obat-obatan untuk meredakan asam lambung, seperti:
- Antasida. Menetralkan asam lambung (misalnya, aluminium hidroksida).
- Penghambat reseptor H2. Mengurangi produksi asam lambung (misalnya, ranitidin, famotidin).
- Proton Pump Inhibitor (PPI). Menekan produksi asam lambung lebih kuat (misalnya, omeprazole, lansoprazole).
3. Terapi Lanjutan
Jika gejala berat atau tidak membaik, dokter dapat merekomendasikan terapi endoskopi atau pembedahan untuk memperbaiki sfingter esofagus.
Simak informasi selengkapnya tentang Apa itu Penyakit Asam Lambung (GERD) ? Gejala & Pengobatannya berikut ini.
Apa Kata Riset?
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of internal medicine, terdapat hubungan yang kuat antara gastroesophageal reflux disease (GERD) dengan erosi gigi. Hasil penelitian menunjukkan:
- Sebagian besar pasien dengan erosi gigi juga mengalami GERD berdasarkan hasil pemeriksaan pH esofagus.
- Tingkat keparahan erosi gigi berhubungan erat dengan tingkat refluks asam lambung, terutama pada bagian atas kerongkongan.
- Meskipun gejala GERD yang umum seperti heartburn tidak selalu ditemukan, erosi gigi dapat menjadi salah satu tanda adanya GERD.
Kesimpulannya, penelitian ini menyarankan bahwa erosi gigi perlu dipertimbangkan sebagai salah satu manifestasi tidak biasa dari GERD.
Dengan kata lain, jika seseorang mengalami erosi gigi yang signifikan, kemungkinan besar mereka juga mengalami refluks asam lambung, meskipun mungkin tidak merasakan gejala khas GERD seperti heartburn.