Sakit ulu hati dapat diredakan dengan konsumsi teh jahe.

Ini Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat

Sakit ulu hati adalah rasa nyeri atau perih di bagian atas perut yang sering membuat tidak nyaman. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak teratur, stres, hingga asam lambung yang naik. 

Meski sering dianggap sepele, sakit ulu hati bisa mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan baik. 

Namun, kamu tidak perlu risau. Sebab,  ada beberapa cara sederhana untuk mengatasi sakit ulu hati tanpa harus mengandalkan obat. Dengan menerapkan beberapa perubahan kecil dalam kebiasaan dan gaya hidup, kamu bisa meredakan rasa tidak nyaman sekaligus menjaga kesehatan lambungmu. 

Berikut ini penyebab sakit ulu hati serta beberapa tips praktis yang bisa kamu coba!

Penyebab Utama Sakit Ulu Hati Tiba-Tiba

Sakit ulu hati sering kali muncul akibat gangguan pencernaan yang bisa bersifat sementara atau merupakan tanda masalah pencernaan jangka panjang. 

Berikut adalah beberapa penyebab utama yang perlu kamu ketahui:

1. Gangguan Pencernaan

Sakit ulu hati biasanya dirasakan tepat di bawah tulang rusuk dan sering tidak berbahaya. 

Kondisi ini terjadi setelah makan, saat perut memproduksi asam untuk mencerna makanan. Namun, kadang-kadang asam ini dapat mengiritasi lapisan saluran pencernaan.

Gejala gangguan pencernaan meliputi sendawa berlebihan, perut kembung atau terasa penuh, bahkan setelah makan dalam porsi kecil, hingga muncul rasa mual.

Jika kamu sering mengalami gejala ini, bisa jadi tubuhmu sensitif terhadap makanan tertentu yang baru saja kamu konsumsi.

2. Asam Lambung Naik dan GERD

Asam lambung naik terjadi ketika asam dari perut kembali ke kerongkongan, menimbulkan rasa perih di dada dan tenggorokan yang sering disebut heartburn

Umumnya, akan ditandai dengan gejala seperti sensasi panas atau nyeri di dada, rasa seperti ada benjolan di tenggorokan, mulut terasa asam atau pahit, dan suara serak yang terus-menerus.

Apabila asam lambung naik berlangsung terus-menerus, ini bisa berkembang menjadi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), kondisi yang membutuhkan perawatan lebih serius. 

3. Mengalami Stres

Stres juga merupakan salah satu faktor yang memicu sakit ulu hati karena memengaruhi fungsi sistem pencernaan. 

Saat stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang bisa meningkatkan produksi asam lambung.

Akibatnya, asam ini dapat mengiritasi lambung atau menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, menimbulkan nyeri di area ulu hati. 

Selain itu, stres juga dapat memperlambat proses pencernaan, yang berkontribusi pada perut kembung, rasa penuh, dan gangguan pencernaan lainnya.

4. Pola Makan Berlebihan

Makan terlalu banyak bisa membuat perut melebar lebih besar dari ukuran normalnya. 

Kondisi ini memberi tekanan pada organ-organ di sekitarnya, yang dapat menyebabkan nyeri di perut bagian atas (ulu hati). 

Tekanan ini juga bisa membuat napas terasa lebih berat karena paru-paru memiliki ruang lebih sedikit untuk mengembang saat kamu bernapas.

Selain itu, menstruasi juga bisa menyebabkan sakit ulu hati karena perubahan hormon, terutama peningkatan prostaglandin, yang dapat memengaruhi saluran pencernaan. 

Prostaglandin ini dapat meningkatkan produksi asam lambung atau memperlambat pengosongan lambung, sehingga memicu nyeri atau sensasi tidak nyaman di area ulu hati.

Ini Langkah Atasi Sakit Ulu Hati Tanpa Obat

1. Kompres Hangat di Perut

Saat ulu hati terasa nyeri tiba-tiba, kamu bisa meletakkan handuk yang telah direndam air hangat di area ulu hati selama 10-15 menit.

Panas dari kompres dapat membantu melemaskan otot-otot perut dan meredakan nyeri akibat ketegangan otot atau gangguan pencernaan.

2. Pijat Area Ulu Hati dengan Minyak Zaitun

Lakukan pijatan ringan di sekitar ulu hati dengan gerakan melingkar menggunakan jari atau telapak tangan. 

Gunakan sedikit minyak esensial seperti minyak zaitun atau minyak kelapa untuk mempermudah pijatan. 

Pijatan ini membantu meredakan ketegangan otot dan memperlancar aliran darah ke area tersebut.

3. Mengonsumsi Teh Jahe

Minuman dengan bahan herbal bisa menjadi solusi alami untuk meredakan sakit ulu hati. 

Salah satunya adalah teh jahe yang memiliki sifat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi iritasi pada lambung. 

Kamu cukup menyeduh irisan jahe segar dengan air panas dan menambahkan madu jika diperlukan. 

4. Minum Air Rebusan Kunyit

Selain teh jahe, kamu juga bisa mengonsumsi air rebusan kunyit, yang bermanfaat untuk melindungi lapisan lambung dan mengurangi produksi asam lambung berlebih. 

Meminum satu gelas kunyit hangat bisa membantu meredakan gejala nyeri ulu hati. 

5. Perbaiki Posisi Duduk atau Tidur

Hindari posisi berbaring langsung setelah makan karena dapat memicu asam lambung naik. 

Jika ingin tidur, gunakan bantal tambahan untuk meninggikan kepala sehingga gravitasi membantu menjaga asam lambung tetap di perut.

6. Latihan Pernapasan atau Relaksasi

Latihan pernapasan dalam (deep breathing) dapat membantu mengurangi stres yang sering menjadi penyebab sakit ulu hati. 

Duduk dengan nyaman, tarik napas perlahan, tahan beberapa detik, lalu hembuskan. Ulangi selama 5-10 menit untuk menenangkan sistem pencernaan.

7. Minum Air Kelapa

Air kelapa juga dapat membantu menetralkan asam lambung dan memberikan efek menenangkan pada perut. 

Minuman ini juga membantu mencegah dehidrasi, terutama jika sakit ulu hati disertai mual.

Nah, itu dia penjelasan mengenai penyebab sakit ulu hati yang muncul tiba-tiba serta cara mengatasinya tanpa obat.


Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2024. Ten Causes of Epigastric Pain. 
Medical News Today. Diakses pada 2024. How to Get Rid of Trapped Gas. 
Healthline. Diakses pada 2024. What’s Causing My Epigastric Pain and How Can I Find Relief?. 
Curasia Endoscopy. Diakses pada 2024. The Role of Stress and Anxiety in Abdominal Pain.
Curasia Endoscopy. Diakses pada 2024. Natural Remedies for Alleviating Non-Specific Abdominal Pain.

Sumber

“Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain. Mulai dari infeksi saluran pernapasan atas (ISK), flu, infeksi telinga, hingga terkena penyakit seperti cacar air.”

Ini 7 Penyebab Demam Tiba-tiba yang Kerap Dialami Anak


Demam merupakan bagian dari respon sistem kekebalan tubuh, terutama terhadap infeksi. Gangguan kesehatan ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. 

Demam pada anak bisa muncul tiba-tiba dan memicu ketidaknyamanan. Namun, ibu tak perlu khawatir, sebab demam tiba-tiba pada anak umumnya akan mereda dalam beberapa hari. 

Untuk menentukan langkah penanganan yang tepat, penting bagi ibu mengetahui penyebab demam tiba-tiba pada anak. Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini, ya!

Bermacam Penyebab Demam pada Anak

Setiap anak memiliki suhu tubuh yang bervariasi, artinya tidak ada suhu tubuh seseorang yang dapat dikatakan normal secara pasti. 

Suhu tubuh normal anak berkisar antara 36,6 derajat Celcius sampai 37,2 derajat Celcius. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, lingkungan, hingga ada atau tidaknya infeksi dalam tubuh. 

Suhu tubuh sepenuhnya diatur oleh hipotalamus atau ‘termostat’ yang ada di otak. 

Ketika sistem kekebalan merespons penyakit, hipotalamus dapat mengatur suhu tubuh lebih tinggi. Mekanisme ini mendorong proses kompleks yang menghasilkan lebih banyak panas dan membatasi kehilangan panas.

Menggigil yang mungkin dialami ketika demam adalah salah satu cara tubuh menghasilkan panas.

Selain itu, ketika anak menghangatkan diri dengan selimut karena merasa kedinginan, hal ini akan membantu tubuh mempertahankan panas.

Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain. Hal ini lantaran, suhu tubuh yang tinggi mempersulit bakteri dan virus penyebab infeksi untuk bertahan hidup, sehingga tubuh menjadi demam.

Ada sejumlah kondisi umum yang dapat menyebabkan demam pada anak meliputi:

Selain ada beberapa kondisi khusus yang memicu demam pada anak, seperti: 

Kepanasan karena terlalu lama berada di tempat tidur atau mengenakan pakaian yang terlalu tebal. 

Efek samping dari vaksinasi atau imunisasi. 

Bagaimana Perawatan yang Dapat Dilakukan?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu untuk mengatasi demam pada anak, antara lain: 

  • Pastikan kebutuhan cairan tubuh anak terpenuhi, serta perhatikan tanda-tanda dehidrasi yang dapat muncul selama demam. 
  • Pastikan untuk memeriksa suhu tubuh anak secara berkala. 
  • Berikan anak obat pereda nyeri seperti paracetamol. Namun, ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait dosis dan aturan pakai obat paracetamol untuk menurunkan demam. 
  • Mandikan anak dengan air hangat atau ibu juga bisa mengompres anak dengan kompres hangat. 
  • Usahakan agar anak tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain sampai suhu tubuhnya tidak tinggi. 

Rekomendasi Obat Demam Anak

Ada beberapa rekomendasi obat demam anak yang bisa ibu berikan pada Si Kecil, seperti: 

1. Tempra Sirup Rasa Anggur 60 ml

Rekomendasi obat demam anak yang pertama yaitu Tempra Sirup Rasa Anggur 60 ml yang mengandung 160 miligram paracetamol

Paracetamol akan bekerja di pusat pengatur suhu dalam otak yang disebut hipotalamus. Alhasil, obat ini dapat menurunkan demam, mengurangi nyeri ringan sampai sedang, serta mengurangi rasa sakit di kepala saat demam menyerang.

Obat demam anak ini bisa diberikan sebelum atau sesudah makan, dengan dosis sebagai berikut: 

  • Anak usia 2-3 tahun: 5 ml setiap 4 jam sekali, maksimal 5 kali sehari.
  • Anak usia 4-5 tahun : 7.5 ml setiap 4 jam sekali, maksimal 5 kali sehari.
  • Anak usia 6-8 tahun: 10 ml setiap 4 jam sekali, maksimal 5 kali sehari.

Ibu perlu berhati-hati terhadap penggunaan obat terutama jika anak memiliki riwayat alergi. Sebab, pada beberapa kondisi, obat ini dapat memicu alergi berupa kemerahan dan gatal di kulit.

Segera bawa anak ke dokter apabila demam tidak mereda setelah 2 hari dan nyeri tidak berkurang setelah 3 hari. 

No Registrasi BPOM: DBL1124403137A1

Kisaran harga: Rp54.900 per botol.

 

2. Proris Suspensi 60 ml

Obat demam anak berikutnya yaitu Proris Suspensi 60 ml yang mengandung ibuprofen 100 mg tiap 5 mililiternya. 

Ibuprofen memiliki sifat analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Alhasil, obat ini dapat membantu menurunkan demam pada anak. Obat ini juga dapat mengurangi nyeri ringan hingga sedang pada kasus sakit gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, dan arthritis. 

Obat demam ini bisa diberikan sesudah makan dengan dosis sebagai berikut: 

  • Anak usia 1-2 tahun: 3-4 kali per hari, 50 mg. 
  • Anak usia 3-7 tahun: 3-4 kali sehari, 100 mg. 
  • Anak usia 8-12 tahun: 3-4 kali sehari, 200 mg. 

Penggunaan obat demam ini tidak direkomendasikan pada anak yang memiliki hipersensitif terhadap kandungan obat. 

Selain itu, penggunaan obat dengan kandungan ibuprofen harus berdasarkan resep dokter atau rekomendasi medis.

No Registrasi BPOM: DBL9821620633A1

Kisaran harga: Rp32.700 per botol.

 

3. Panadol Anak-Anak 1-6 Sirup 30 ml

Panadol Anak-Anak 1-6 Sirup 30 ml merupakan obat demam yang setiap 5 mililiternya mengandung 160 miligram paracetamol

Paracetamol akan bekerja sebagai antipiretik pada pusat pengatur suhu di otak, sekaligus analgetik untuk meningkatkan ambang rasa sakit di tubuh. 

Selain menurunkan demam, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala, sakit gigi, termasuk gangguan pasca vaksinasi atau imunisasi.

Dosis umum penggunaan Panadol Anak-Anak 1-6 Sirup 30 ml:

  • 1 – 2 tahun: 3.75 ml, 3 – 4 kali sehari.
  • 2 – 3 tahun: 5 ml, 3 – 4 kali sehari. 
  • 4 – 5 tahun: 7.5 ml, 3 – 4 kali sehari. 
  • 6 tahun: 10 ml, 3 – 4 kali sehari. 

Panadol dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan, serta dapat dicampur dengan air atau sari buah. Obat bisa diberikan setiap 4 jam sekali, namun tidak melebihi 4 kali dalam waktu 24 jam.

Segera periksakan Si Kecil ke dokter, apabila setelah dua hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tak menghilang.

No registrasi BPOM: DBL7624501537A1

Kisaran harga: Rp31.000 – Rp34.500 per botol

 

4. Sanmol Sirup 60 ml

Berikutnya, ibu juga bisa memberikan Sanmol Sirup 60 ml kepada anak untuk menurunkan demam, terutama yang disebabkan oleh batuk dan flu.

Obat ini mengandung paracetamol 120 mg yang dapat meredakan demam, serta meringankan rasa sakit pada kepala, gigi, dan nyeri ringan hingga sedang.

Obat ini bisa diberikan sebelum atau sesudah makan. Berikut ini dosis yang dapat diberikan sesuai dengan usia anak:

  • Anak usia 9-12 tahun: 15 – 20 ml, diberikan 3-4 kali sehari. 
  • Anak usia 6 – 9 tahun:10 ml – 15 ml, diberikan 3-4 kali per hari.
  • Anak usia 2 – 6 tahun : 5 ml – 10 ml, diberikan 3-4 kali per hari. 
  • Bayi usia 1 – 2 tahun : 5 ml, diberikan 3-4 kali per hari.

Hal yang perlu ditegaskan, pada beberapa kondisi Sanmol bisa memicu reaksi alergi pada kulit, hematologi, serta kerusakan pada organ hati. 

No registrasi BPOM: DBL7622235037A1

Kisaran harga: Rp22.200 – Rp22.800 per botol.

 

5. Fermol Demam Anak Sirup Rasa Stroberi 60 ml

Terakhir ada Fermo Demam Anak Sirup Rasa Stroberi 60 ml yang bisa menjadi pilihan obat penurun demam anak. 

Mengandung paracetamol 160 mg di tiap 5 mililiternya, obat ini bisa membantu  menurunkan demam serta mengatasi sakit kepala, sakit gigi, serta demam setelah imunisasi. 

Berikut ini dosis penggunaan Fermol untuk anak, yang bisa diberikan setelah makan:

  • Anak usia 0-1 tahun: 2.5 ml, 3-4 kali sehari.
  • Anak usia 1-2 tahun: 5 ml, 3-4 kali sehari. 
  • Anak usia 2-6 tahun: 5-10 ml, 3-4 kali sehari. 
  • Anak usia 6-9 tahun: 10-15 ml, 3-4 kali sehari. 
  • Anak usia 9-12 tahun: 15-20 ml, 3-4 kali sehari. 

Meski masuk dalam kategori obat golongan hijau (bebas), penggunaan obat ini tetap harus berdasarkan petunjuk dokter, demi alasan keselamatan.

No registrasi BPOM: DBL2044401337A1

Kisaran harga: Rp37.700 – Rp42.700 per botol.


Referensi: 
NHS. Diakses pada 2024. Fever in children. 
Kids Health. Diakses pada 2024. Fevers. 
WebMD. Diakses pada 2024. What to Do When Your Kid Has a Fever.

Sumber

“Beberapa makanan penyebab jerawat perlu dibatasi konsumsinya. Mulai dari produk susu, makanan cepat saji, hingga karbohidrat olahan.”

Awas, Kenali 5 Makanan Penyebab Jerawat di Wajah


 

Jerawat merupakan kondisi kulit yang terjadi saat folikel rambut tersumbat oleh minyak, kotoran, dan sel kulit mati. Masalah kulit yang satu ini bisa terjadi di area tubuh mana saja, namun paling sering di wajah. 

Jerawat di wajah paling sering menyerang para remaja dalam masa pubertas. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Mulai dari produksi sebum dan keratin, infeksi bakteri penyebab jerawat, perubahan hormon, pori-pori tersumbat, dan peradangan. 

Meski begitu, beberapa makanan juga diklaim dapat menyebabkan jerawat di wajah. Sebenarnya, kaitan antara pola makan dan jerawat masih kontroversial. Namun, penelitian menunjukkan bahwa, pola makan dapat memainkan peran penting dalam perkembangan jerawat. 

Mau tahu, apa saja makanan penyebab jerawat di wajah? Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!

Berbagai Makanan Penyebab Jerawat

Jerawat terjadi ketika ada terlalu banyak minyak (sebum) di kulit. Ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetika, siklus menstruasi yang tidak teratur, stres, cuaca panas dan lembap, bahkan riasan berbahan dasar minyak. 

Tapi faktanya, sejumlah makanan juga bisa memicu timbulnya jerawat di wajah, seperti:

1. Susu dan produk olahannya

Deretan Makanan Penyebab Jerawat (susu dan produk olahannya)

Susu dan produk olahannya (mentega, keju, kefir, es krim, permen, custard) mengandung nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh. 

Namun, mengonsumsi produk susu yang berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan produksi insulin dalam tubuh. Terlepas dari pengaruhnya terhadap gula darah, produk susu dapat memperburuk keparahan jerawat. 

Sebab, susu sapi juga mengandung asam amino yang dapat merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak IGF-1, hormon yang berkaitan dengan perkembangan jerawat.

American Academy of Dermatology Association menyebut bahwa, meski memiliki indeks glikemik rendah, susu sapi berisiko memicu jerawat. Hal ini termasuk susu sapi murni, susu sapi rendah lemak, dan skim.

2. Makanan cepat saji

Makanan Cepat Saji sebagai penyebab jerawat

Makanan lain yang bisa memicu timbulnya jerawat di wajah yaitu makanan cepat saji atau fast food

Makanan ini dikenal tinggi akan kalori, lemak, dan karbohidrat olahan. Jadi, sebaiknya hindari konsumsi makanan cepat saji. Contohnya seperti burger, nugget, hot dog, dan kentang goreng.

3. Cokelat

Cokelat sebagai makanan penyebab jerawat

Cokelat telah dicurigai sebagai makanan penyebab jerawat sejak lama. Meski sebenarnya, bukti ilmiah yang kuat mengenai kaitan keduanya belum ada.

Namun, penelitian pada 2016 di International Journal of Dermatology mencoba membuktikannya. 

Hasilnya, pria dengan kondisi kulit rentan berjerawat yang mengonsumsi 25 gram cokelat hitam 99 persen setiap hari mengalami peningkatan jumlah jerawat setelah 2 minggu.

4. Minuman beralkohol

Minuman Beralkohol dapat memicu terjadinya jerawat

Alkohol tidak hanya dapat memicu peradangan, tetapi juga berpotensi untuk mengganggu keseimbangan antara kadar hormon testosteron dan estrogen dalam tubuh. 

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kekurangan zinc, mineral yang berperan dalam melawan jerawat. 

Ada beberapa cara alkohol memicu timbulnya jerawat, meliputi:

  • Menyebabkan kering dan iritasi. Alkohol dapat membuat kulit kering, kemerahan, dan iritasi. Kulit kering dapat merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi minyak lebih banyak. Kondisi ini akan menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat.
  • Memicu peradangan. Konsumsi alkohol berlebihan dapat memicu peradangan dalam tubuh. Termasuk memicu peradangan pada kulit yang dapat menyebabkan jerawat merah dan meradang.

5. Karbohidrat olahan dan gula halus 

Karbohidrat Olahan dan Gula Halus dapat memicu jerawat

Orang dengan jerawat umumnya mengonsumsi karbohidrat olahan lebih banyak ketimbang mereka dengan sedikit atau tanpa jerawat. 

Adapun makanan kaya karbohidrat olahan meliputi:

  • Pasta yang terbuat dari tepung putih.
  • Bihun dan nasi putih.
  • Roti, kerupuk, sereal, atau makanan penutup yang terbuat dari tepung putih.
  • Soda dan minuman manis lainnya.
  • Pemanis seperti gula tebu, sirup maple

Satu studi menemukan, sering konsumsi makanan tinggi gula atau lemak berkaitan dengan kemungkinan 54 persen lebih tinggi untuk memiliki jerawat.

Di sisi lain, konsumsi minuman manis berkaitan dengan kemungkinan 18 persen lebih tinggi peningkatan risiko jerawat.


Referensi:
International Journal of Dermatology. Diakses pada 2024. Dark Chocolate Exacerbates Acne.
Healthline. Diakses pada 2024. Top 6 Foods That Can Cause Acne.
NDTV Food. Diakses pada 2024. 7 Foods That Can Cause Acne. 
The Derms Specialist. Diakses pada 2024. 5 FOODS THAT CAUSE ACNE AND BREAKOUTS. 
American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2024. Can The Right Diet Get Rid of Acne?

Sumber