“Meskipun menimbulkan gejala yang tidak nyaman, diare biasanya bisa hilang dengan sendirinya. Pada kasus yang ringan, ada beberapa cara menghentikan diare tanpa obat yang bisa dicoba.”

Adakah Cara Menghentikan Diare Tanpa Obat?

Saat mengalami diare, biasanya beberapa orang langsung minum obat agar diare cepat berhenti. Namun, tahukah kamu jika diare juga bisa hilang dengan sendirinya tanpa obat? 

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan diare tanpa obat. Simak ulasan selengkapnya pada artikel berikut ini!

 

Cara Menghentikan Diare Tanpa Obat

Berikut ini beberapa cara menghentikan diare tanpa obat yang bisa kamu coba, antara lain: 

1. Minum banyak air

Salah satu masalah umum yang bisa terjadi akibat diare adalah dehidrasi. Kondisi ini sering menyebabkan banyak pengidap diare dirawat di rumah sakit.

Saat mengalami diare, tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Padahal, kedua elemen ini sangat dibutuhkan agar tubuh berfungsi secara normal. 

Karena itu, penting sekali untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi saat diare dengan benar. 

Caranya bisa dengan mengonsumsi banyak air, sup bening, atau minuman dengan kandungan elektrolit. Ini dilakukan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saat diare. 

Selain itu, ada juga beberapa minuman yang perlu kamu hindari saat mengalami diare. Contohnya kopi, minuman berkafein, minuman manis, soda dan alkohol. Sebab minuman tersebut memiliki efek pencahar. Bila kamu tidak toleran terhadap laktosa, kamu juga perlu menghindari susu dan produk olahannya.

2. Makan makanan yang hambar

Saat mengalami diare, penting untuk memperhatikan jenis makanan yang kamu konsumsi, agar masalah pencernaan tersebut tidak semakin parah. 

BRAT jadi pola makan yang dianjurkan sebagai cara untuk menghentikan diare tanpa obat. 

Pola makan ini terdiri dari empat makanan hambar dan rendah serat, yaitu pisang (banana), nasi (rice), saus apel (apple sauce), dan roti panggang (toast). 

Pisang terutama sangat dianjurkan, karena bisa mengembalikan kadar kalium yang hilang dari tubuh saat kamu diare.

Saat gejala diare mulai membaik, kamu bisa menambahkan makanan lunak dan mudah dicerna lainnya, seperti:

  • Dada ayam panggang tanpa kulit.
  • Havermut.
  • Kentang panggang.
  • Sup ayam.

Ingat, jangan mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan gas. Contohnya kacang polong atau sayuran seperti brokoli dan kembang kol. Diare juga bisa bertambah parah bila kamu mengonsumsi makanan tinggi serat dan makanan berminyak.

3. Konsumsi probiotik

Mengonsumsi probiotik, baik dari makanan atau suplemen, juga bisa menjadi cara menghentikan diare tanpa obat. Probiotik adalah bakteri dan ragi hidup yang bermanfaat bagi sistem pencernaan kamu.

Diare bisa menyebabkan kamu kehilangan banyak bakteri sehat di perut dan usus. Nah, probiotik bisa dengan cepat menggantikan mikroorganisme pelindung ini dan membantu memulihkan fungsi usus yang normal.

Kamu memang dianjurkan untuk menghindari beberapa produk susu selama diare. Tapi produk susu seperti yoghurt yang kaya akan bakteri probiotik, sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah pencernaan tersebut. 

Sumber probiotik alami lainnya yang bisa dikonsumsi yaitu makanan fermentasi seperti sup miso, kombucha, keju cottage, dan roti sourdough.

4. Coba menggunakan bahan alami

Bahan-bahan alami juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi diare, contohnya kunyit. Cobalah minum segelas air hangat yang sudah ditambahkan sejumput kunyit ke dalamnya. 

Kunyit memiliki sifat antiseptik dan antiinflamasi. Namun, pastikan kamu tidak terlalu banyak menggunakan bahan alami tersebut, ya. Karena kunyit bisa bereaksi dengan banyak obat resep dan memperburuk gejala. 


Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2024. 3 Effective Home Remedies for Diarrhea.
Medicine Net. Diakses pada 2024. What Naturally Stops Diarrhea?

Sumber

“Jika kamu terinfeksi penyakit kulit jamur, ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Mulai dari menjaga kebersihan, mengompres air dingin, minum obat jamur, dan mengoleskan salep.”

5 Langkah Efektif untuk Mengatasi Penyakit Kulit Jamur

Faktanya, jamur dapat tumbuh subur di lingkungan yang hangat, lembap, dan kurang sirkulasi udara. Nah, kondisi ini membuat penyakit jamur kerap muncul di area lipatan kulit seperti selangkangan, ketiak, dan sela-sela jari kaki. 

Lalu bagaimana cara mengatasi penyakit kulit jamur? Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!

Cara Efektif Mengatasi Penyakit Kulit Jamur

Penyakit kulit jamur ditandai dengan beberapa gejala seperti gatal, sensasi rasa panas terbakar di kulit, kulit kemerahan, muncul sisik, hingga lepuh. 

Nah, cara mengatasi penyakit kulit jamur harus disesuaikan dengan penyebabnya. Simak langkah efektif untuk mengatasi penyakit kulit jamur berikut ini!

1. Mengompres dengan kompres dingin

Penyakit kulit jamur dapat memicu rasa gatal yang luar biasa, tergantung seberapa parah infeksinya. Untuk mengatasinya, kamu bisa lakukan kompres dingin ke kulit, selama kurang lebih 10-20 menit. 

Kompres dingin akan membatasi aliran darah pada area kulit yang meradang, sehingga gatal dan ruam bisa mereda. 

2. Minum obat antihistamin 

Cara efektif lain untuk mengatasi penyakit kulit jamur adalah dengan minum obat antihistamin. Jenis obat ini dapat membantu mengurangi gejala reaksi alergi seperti gatal dan ruam. Mau tahu pilihan obatnya? Baca di artikel ini: “5 Daftar Obat yang Mengandung Antihistamin untuk Pereda Alergi

3. Gunakan krim dan salep 

Langkah efektif lainnya untuk mengatasi penyakit kulit jamur adalah dengan mengoleskan salep anti jamur, ke area kulit yang terinfeksi. Salep dapat bekerja secara optimal langsung ke area yang bermasalah.

4. Menjaga kebersihan

Menjaga kebersihan adalah langkah efektif untuk mengatasi dan mencegah penyakit jamur. Sebab, akan sia-sia jika kamu minum obat dan mengoleskan salep anti-jamur, namun tidak menjaga kebersihan diri.

Menjaga kebersihan bisa dilakukan dengan mandi minimal 2 kali sehari, serta tidak menggunakan barang pribadi secara bergantian dengan orang lain. Selain itu, hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, agar sirkulasi darah dan udara di tubuh bisa maksimal.

5. Ganti kaus kaki rutin dan cuci kaki

Area kulit yang paling digemari jamur untuk tumbuh dan berkembang adalah kaki dan sela-sela jari kaki. Itulah sebabnya, kamu perlu mengganti kaus kaki dan mencuci kaki setelah bepergian. 

Jangan berjalan tanpa alas kaki, terutama di tempat yang mungkin basah, seperti pancuran gym dan ruang ganti. Selain itu, jika kamu memiliki infeksi kuku jamur, gunakan gunting kuku sendiri dan jangan berikan gunting kukumu ke orang lain.

Kondisi yang Membutuhkan Penanganan Serius

Kebanyakan penyakit kulit jamur adalah kondisi yang tidak serius. Namun, gangguan kulit ini perlu diwaspadai bila:

  • Muncul di seluruh tubuh.
  • Muncul tiba-tiba dan menyebar dengan cepat.
  • Menyakitkan dan menyebabkan kulit melepuh.
  • Terjadi bersamaan dengan demam.

Jika kamu mengalami kondisi kulit jamur yang serius, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan lainnya berupa: 

  • Keparahan infeksi yang menyebar ke area tubuh lainnya. 
  • Infeksi tambahan yang dipicu oleh bakteri. 
  • Penurunan rasa percaya diri, terutama jika infeksi jamur terjadi di area kulit yang mudah terlihat seperti tangan, kaki, dan wajah.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. Types of Fungal Skin Infections and Treatment Options.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Skin Fungus.

Sumber

“Sensasi perut terasa panas merupakan kondisi yang umum terjadi. Beberapa kemungkinan penyebabnya yaitu gastroesophageal reflux disease (GERD), radang perut, atau sindrom iritasi usus.”

6 Penyebab Perut Terasa Panas dan Cara Mengobatinya

Sensasi perut terbakar ini sering kali disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, mulas, atau rasa tidak nyaman di dada. Hal ini tentunya dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Penyebab Perut Terasa Panas

Perut yang terasa panas bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga serius. Sensasi panas ini sering kali muncul secara tiba-tiba dan bisa disertai dengan gejala lainnya.

Nah, berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perut terasa panas, antara lain:

1. GERD

GERD atau penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung naik kembali ke saluran kerongkongan. Kondisi ini dapat mengakibatkan munculnya sensasi rasa panas di dada atau perut. Sensasi terbakar tersebut biasanya juga timbul bersama dengan nyeri dada, kesulitan menelan, dan batuk. 

GERD sering kali muncul akibat konsumsi makanan, minuman, atau bahan tertentu, yaitu:

  • Cokelat.
  • Kafein.
  • Jeruk
  • Makanan berlemak
  • Makanan pedas.

2. Radang perut

Selanjutnya, perut panas juga dapat muncul akibat radang perut atau gastritis. Kondisi ini dapat mengakibatkan peradangan di lapisan perut sehingga perut terasa panas. Bukan hanya itu, pengidap radang perut mungkin juga mengalami gejala berikut:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Perasaan terlalu kenyang setelah makan. 

3. Infeksi helicobacter pylori (H. pylori)

Kondisi ini terjadi ketika perut terinfeksi bakteri. Salah satu gejala infeksi H.pylori adalah perut terasa panas. Namun, gejala lain yang tidak kalah mengganggu, yaitu:

  • Mual.
  • Selera makan hilang atau berkurang.
  • Perut kembung.
  • Berat badan menurun tanpa alasan.
  • Sering bersendawa. 

4. Ulkus peptikum

Penyebab perut terasa panas berikutnya yaitu ulkus peptikum. Bisul usus atau ulkus peptikum merupakan luka yang muncul di lapisan dalam perut serta usus kecil bagian atas. Selain muncul gejala perut terasa panas, pengidap ulkus peptikum mungkin juga mengalami tanda berikut:

  • Perasaan selalu kenyang.
  • Perut kembung.
  • Sering bersendawa.
  • Mual.
  • Intoleransi pada makanan tertentu. 

5. Sindrom iritasi usus 

Kondisi gangguan usus ini dapat menimbulkan gejala perut tidak nyaman, dan terkadang muncul sensasi perut terasa panas. Meski begitu, ada gejala lain yang perlu kamu waspadai, seperti:

  • Perut bergas.
  • Diare.
  • Sembelit.
  • Ada lendir di tinja.
  • Perut terasa kram atau kembung.
  • Mual.

6. Gangguan pencernaan

Orang yang memiliki gangguan pencernaan dapat mengalami gejala perut terasa panas.

Dispepsia atau gangguan pencernaan dapat memicu sensasi panas di perut. Biasanya, gejala tersebut juga muncul dengan keluhan lain, seperti:

  • Kembung.
  • Mual.
  • Merasa sangat kenyang meski porsi makan sedikit.
  • Mag.
  • Sering bersendawa.

Cara Mengobati Gejala Perut yang Terasa Panas

Umumnya, gejala perut terasa panas dapat kamu atasi dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat NSAID yang biasanya diresepkan dokter, yaitu:

  • Aspirin.
  • Celecoxib.
  • Ibuprofen.
  • Naproxen.
  • Indometasin.
  • Ketoprofen.
  • Oksaprozin.

Selain itu, kamu juga perlu melakukan tindakan pencegahan agar perut tidak terasa panas. Beberapa pencegahan yang dapat kamu lakukan, yaitu:

  • Berhenti merokok. 
  • Hindari atau batasi konsumsi alkohol.
  • Kelola stres.
  • Hindari makanan yang dapat mengiritasi perut.
  • Hindari makan tepat sebelum tidur jika mengidap GERD. 
  • Kunyah makanan dengan benar dan pastikan sampai halus.
  • Makan dalam porsi lebih kecil, tapi lebih sering.
  • Jaga berat badan yang sehat. 

Itulah yang perlu kamu ketahui tentang penyebab perut terasa panas dan cara mengatasinya.


Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. Why Does My Stomach Burn?
Today. Diakses pada 2024. Burning stomach? How to know when to call the doctor
Medical News Today. Diakses pada 2024. What to know about a burning sensation in the lower abdomen.

Sumber