Gluten adalah protein struktural yang secara alami terkandung dalam biji-bijian sereal tertentu.
Kini banyak orang yang menerapkan gaya hidup gluten free atau bebas gluten. Terkait fenomena ini, banyak orang yang yakin kalau tidak mengonsumsi senyawa tersebut lebih sehat dan baik untuk tubuh. Apalagi bagi mereka yang mengidap kondisi tertentu seperti penyakit Celiac.
Sebab, pengidap Celiac dan orang-orang yang memiliki tingkat sensitif tinggi gluten berisiko mengalami kerusakan pencernaan ketika memakannya.
Namun bagi mereka yang tidak sensitif terhadap gluten, tahukah kamu kalau senyawa protein ini sebenarnya adalah jenis zat yang tubuh butuhkan?
Apa itu Gluten?
Gluten adalah protein struktural yang secara alami terkandung dalam biji-bijian sereal tertentu.
Meskipun “gluten” sering kali hanya mengacu pada protein gandum, dalam literatur medis mengacu pada kombinasi protein prolamin dan glutelin yang terjadi secara alami dalam semua biji-bijian yang telah terbukti mampu memicu penyakit celiac.
Ini termasuk semua spesies gandum (seperti gandum biasa, durum, khorasan, emmer dan einkorn), barley, rye dan beberapa kultivar oat, serta hibrida silang dari biji-bijian ini (seperti triticale).
Senyawa ini membentuk 75–85 persen dari total protein dalam roti gandum.
Bagi sebagian orang yang memiliki kondisi tertentu, mengonsumsi senyawa protein tersebut adalah pantangan yang perlu mereka hindari.
Meski begitu, senyawa protein ini tidak sepenuhnya buruk untuk kesehatan.
Sebab, ada beberapa fungsi senyawa ini yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Makanan Apa Saja yang Menjadi Sumber Gluten?
Berikut adalah sejumlah makanan yang kaya akan senyawa protein ini:
- Gandum dan Tepung Gandum. Gandum, seperti gandum biasa dan gandum durum, serta tepung gandum, termasuk dalam daftar makanan yang mengandung senyawa protein ini.
- Roti. Ada berbagai jenis roti yang memiliki kadar gluten tinggi. Contohnya seperti roti tawar putih atau roti gandum yang kerap menjadi pilihan menu diet keto rendah lemak.
- Pasta. Pasta yang terbuat dari tepung terigu putih juga bisa memiliki kandungan senyawa protein ini di dalamnya.
- Aneka jenis kue, seperti cookies dan pastry. Sejumlah makanan manis ini memiliki kandungan senyawa protein ini secara cukup tinggi.
Apa Fungsi Gluten untuk Tubuh?
Bagi orang-orang tanpa kondisi medis yang memerlukan diet bebas gluten, gluten dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan.
Sebab, makanan dengan kandungan tersebut dapat menjadi sumber protein, serat larut, dan nutrisi yang baik bagi tubuh.
Selain itu, gluten terdapat dalam biji-bijian utuh lebih menyehatkan dan umumnya tidak memberikan efek samping.
Berikut ini adalah manfaat ataupun fungsi senyawa protein ini yang lain untuk kesehatan tubuh:
1. Mengurangi risiko paparan logam berat beracun
Nasi dan ikan adalah dua makanan yang menjadi favorit sebagian besar orang.
Sayangnya, dua makanan ini kerap terkontaminasi logam berat beracun seperti arsenik, merkuri, kadmium, dan timbal.
Orang yang mengonsumsi makanan mengandung senyawa protein ini dapat terhindar dari efek buruk logam berat beracun tersebut.
Sebab, senyawa protein ini bekerja dengan cara menetralisir racun berbahaya dari logam berat yang masuk ke dalam tubuh.
2. Menyehatkan pencernaan
Manfaat gluten selanjutnya bagi tubuh adalah menyehatkan pencernaan. Sebab, senyawa protein ini dapat bertindak sebagai prebiotik.
Salah satu contoh prebiotik yang terkandung dalam senyawa protein ini adalah Arabinoxylan oligosaccharide yang berasal dari dedak gandum.
Jenis probiotik ini telah terbukti merangsang aktivitas bifidobacterium dalam usus besar.
3. Penurunan risiko penyakit gula
Menurut penelitian dari American Heart Association dalam jurnal berjudul low gluten diets linked to higher risk of type 2 diabetes, orang yang mengonsumsi lebih banyak senyawa protein tersebut memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit gula tipe 2.
Namun, efektivitas senyawa protein ini dalam mengurangi risiko penyakit gula akan tergantung pada produk makanannya.
4. Mencegah penyakit jantung
Para ahli juga meyakini kalau gluten dapat mencegah penyakit jantung.
Sebab, gandum sebagai biji-bijian utuh mengandung serat dan gluten yang dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.
Hal ini berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas.
Selain itu, mengonsumsi buah tertentu juga dapat mencegah penyakit jantung.
Potensi Bahaya Gluten
Senyawa protein ini dapat menjadi buruk bagi beberapa orang karena kondisi medis tertentu yang memengaruhi respons tubuh terhadap protein ini.
Berikut adalah dua kondisi utama yang terkait dengan dampak negatif senyawa protein ini:
1. Penyakit Celiac
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara negatif terhadap gluten.
Saat pengidap gangguan autoimun ini mengonsumsi senyawa protein tersebut, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan usus halus.
Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan sehingga penyerapan nutrisi yang penting akan terhambat.
Selain itu, gejalanya dapat ditandai dengan:
- Sakit perut atau kram
- Diare atau sembelit yang berlangsung lama
- Perut kembung dan rasa penuh
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Kelelahan atau merasa lemas sepanjang hari
- Ruam kulit, seperti dermatitis herpetiformis (gelembung-gelembung kecil yang gatal)
2. Intoleransi Gluten Non-Celiac atau Sensitivitas Gluten
Beberapa orang mungkin mengalami gejala gastrointestinal setelah mengonsumsi senyawa protein ini, meskipun mereka tidak memiliki penyakit celiac.
Kondisi ini adalah intoleransi gluten non-celiac atau sensitivitas gluten.
Gejala yang mungkin muncul termasuk perut kembung, diare, konstipasi, nyeri perut, atau gangguan pencernaan lainnya.
3. Alergi Gandum
Sekitar 1 persen populasi memiliki alergi terhadap gandum. Kondisi ini membuat pengidapnya dapat mengalami berbagai masalah pencernaan setelah mengonsumsi senyawa protein ini.
Jika seseorang dengan alergi gandum mengonsumsi gluten, gejalanya bisa sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi.
Berikut adalah gejala-gejala yang umum terjadi:
- Ruam kulit atau gatal-gatal
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Mual atau muntah
- Sakit perut atau kram perut
- Diare atau sembelit
- Gangguan pernapasan yang lebih serius, seperti anafilaksis
Untuk mengatasinya, dokter dapat meresepkan obat antialergi untuk meredakan gejala yang muncul.
4. Penyakit Autoimun Tertentu
Beberapa penyakit autoimun, seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, dan sindrom Down, dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan penyakit celiac.
Pada beberapa penyakit autoimun seperti penyakit tiroid Hashimoto atau diabetes tipe 1, gluten dapat memicu reaksi yang memperburuk gejala, seperti:
- Peradangan kronis di seluruh tubuh
- Kelelahan ekstrem
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit
- Ruam kulit yang tidak biasa atau masalah kulit lainnya
Oleh karena itu, seseorang dengan kondisi ini disarankan untuk memantau asupan gluten mereka dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mengenai diet yang tepat.
Bagi individu dengan kondisi di atas, menghindari gluten adalah langkah penting untuk mencegah gejala dan komplikasi lebih lanjut.
Itulah penjelasan mengenai gluten dan fungsinya bagi tubuh.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar orang dapat menoleransi gluten tanpa masalah kesehatan.
Hanya mereka yang memiliki kondisi tertentu yang harus menghindari senyawa protein ini sepenuhnya. Sebaliknya, menghindari gluten tanpa indikasi medis tidak akan memberikan manfaat kesehatan tambahan.
Panduan Diet Bebas Gluten
Diet bebas gluten adalah pola makan yang menghindari semua bentuk gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye.
Bagi seseorang dengan kondisi seperti penyakit celiac atau intoleransi gluten, mengikuti diet ini sangat penting untuk mencegah reaksi tubuh yang merugikan.
Inilah panduan praktis untuk memulai diet bebas gluten:
- Hindarilah makanan yang mengandung gluten, seperti olahan gandum termasuk roti, pasta, dan kue, barley dalam bir, rye, serta produk olahan dengan gluten seperti saus dan makanan siap saji.
- Konsumsi makanan bebas gluten seperti beras, jagung, sayuran, serta buah-buahan segar.
- Selalu periksa label makanan untuk memastikan tidak ada bahan tambahan yang mengandung gluten. Banyak produk sekarang mencantumkan label “bebas gluten” sebagai tanda bahwa produk tersebut aman dikonsumsi.
- Gunakan bahan-bahan alami seperti tepung almond, tepung kelapa, atau tepung beras sebagai pengganti tepung gandum untuk membuat roti dan kue.
Mengikuti diet bebas gluten bisa membantu individu dengan kondisi terkait untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.