Promosi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).         

 

 

 

 

 

 

Mengapa pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) itu penting karena, kebutuhan tubuh setiap individu akan komponen gizi berbeda, membantu dalam pengelompokan sumber energi dan gizi yang di butuhkan. Adapaun singkatan dari B2SA itu sendiri adalah sebagai berikut :

Beragam artinya pangan yang di konsumsi berbagai macam, baik hewani maupun nabati, baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. setiap jenis/kelompok pangan mempuntai kelebihan atau kekurangan nutrisi/gizi tertentu, sehingga dengan ,mengkonsumsi pangan yang beragam maka nutrisi/gizi dari berbagai pangan saling menutupi sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Selain itu juga kenapa harus beragam, sejalan dengan salah satu Rencana Strategis Kementrian pertanian yang salah satunya adalah peningkatan Diversifikasi pangan, jadi disini diharapkan masyarakat tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan tertentu saja. Misalnya tergantung pada beras atau terigu saja.

Bergizi artinya pangan yang dikonsumsi harus mengandung gizi. Gizi adalah unsur yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh. Manfaat itu antara lain memelihara tubuh serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memproduksi energi, mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral serta cairan tubuh lainnya, sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Seimbang artinya pangan yang dikonsumsi harus seimbang dari berbagai jenis/kelompok pangan serta karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. konsumsi pangan dikatakan seimbang tergantung poada umur, jenis kelamin, aktivitas, ukuran tubuh dan keadaan fisiologi. Seimbang disini maksudnya adalah : Seimbang jumlah antar kelompok pangan (pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah), seimbang jumlah antar waktu (3 kali makan sehari).

Aman artinya pangan yang dikonsumsi bebas dari kemungkinan cemaran biologis, kima dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung (jangka panjang).

Maka sekarang kita mengenal istilah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).

Adapun penerapan B2SA ini terbukti dapat menurunkan angka stunting, berdasarkan data angka di kabupaten OKI pada tahun 2018 ada 30,6 persen turun menjadi 11.08 persen di tahun 2019 kemudian turun menjadi 8,44 persen pada tahun 2020.

      

"Menjaga kesehatan sendi sejak dini dapat meringankan masalah yang mungkin mengganggu Anda  seiring bertambahnya usia."

 

 

 

 

                       

 

 

Sendi adalah tempat dua atau lebih tulang bergabung bersama. Sendi bisa kaku seperti sendi antara tulang di tengkorak Anda, dan bisa digerakkan seperti pada lutut, bahu dan pinggul. Banyak sendi memiliki tulang rawan di ujung tulang tempat mereka bersatu. Tulang rawan yang sehat membantu Anda bergerak dan melindungi tulang dengan mencegahnya bergesekan satu sama lain.

 

Sendi yang sehat dapat membuat Anda tetap bergerak seiring bertambahnya usia. Meski Anda mungkin tidak dapat sepenuhnya menghindari gangguan kesehatan seperti radang sendi atau mencegah cedera yang mungkin akan terjadi.

Gangguan sendi paling umum terjadi adalah osteoarthritis atau radang sendi yang diakibat tulang rawan sendi yang menipis. Ini disebabkan karena penuaan, obesitas hingga trauma pada persendian karena cedera. Gejala yang ditimbulkan seperti:

  • Kaku dan nyeri sendi
  • Sendi tidak bisa bergerak bebas
  • Sendi membengkak
  • Kemerahan pada sendi dan terasa hangat
  • Ukuran otot di sekitar sendi menyusut
  • Kekuatan otot di sekitar sendi menurun

 

Ciri sendi sehat

Anda bisa menilai apakah kondisi sendi masih bagus dan sehat dengan mengetahui ciri-ciri berikut ini:

 

1. Mudah digerakkan

Anda bisa melakukan gerakan sederhana seperti membungkuk dan jongkok dengan mengulanginya beberapa kali. Bisakah dilakukan dengan mudah atau mengalami kesulitan untuk kembali ke posisi tubuh sebelumnya setelah membungkuk dan jongkok. Jika Anda merasakan nyeri dan kaku, periksalah kesehatan sendi kamu ke dokter.

2. Genggaman kuat

Cara lain untuk mengetahui sendi Anda sehat atau tidak dengan melakukan uji genggaman tangan. Jika tangan bisa menggenggam dengan kuat maka tandanya sendi baik-baik saja. Namun jika genggaman tangan lemah bisa jadi kepadatan tulang di lengan, tulang belakang sampai pinggul bermasalah. Ini karena semuanya berkaitan erat menurut sebuah penelitian kesehatan tulang dan sendi.

3. Pembengkakan tidak terjadi

Apakah Anda mengalami pembengkakan disertai nyeri setelah melakukan aktivitas seperti biasanya? Jika kondisi itu terjadi makan sendi Anda bermasalah. Ini karena sendi yang bermasalah sangat mudah membengkak meski hanya untuk beraktivitas seperti biasanya saja.

 

Tips menjaga kesehatan sendi

 

1. Terus bergerak

Kunci utama kesehatan sendi Anda adalah terus bergerak dan jangan malas bergerak karena ini akan mengurangi kekakuan pada persendian. Anda bisa melakukan gerakan-gerakan aktivitas seperti biasanya dengan catatan jangan terlalu lama dalam satu posisi tertentu.

Olahraga secara rutin juga membantu Anda agar terhindar dari risiko radang sendi. Anda bisa berolahraga secara rutin 30 menit setiap harinya atau minimal 3 kali dalam seminggu.

Selain olahraga, melakukan peregangan setiap hari juga bagus untuk meningkatkan kemampuan Anda menggerakkan sendi. Fungsinya tidak hanya menghindari kekakuan tetapi juga melindungi tulang rawan agar mendapat nutrisi dari cairan sendi.

2. Pertahankan berat badan ideal

Kelebihan berat badan akan meningkatkan tekan pada sendi karena harus menopang beban tubuh, terutama sendi lutut dan kaki. Sendi itu akan mudah lemah dan mengalami gangguan persendian. Dengan berat badan ideal dapat membatasi jumlah tekanan pada sendi dan mengurangi risiko kerusakan sendi.

3. Memperbaiki postur tubuh

Postur tubuh yang salah saat duduk, berdiri atau berjalan akan membuat beban pada sendi meningkat. Perlahan perbaiki postur tubuh yang buruk itu dengan membiasakan duduk dan berdiri tegak. Hindari juga duduk terlalu lama dengan satu posisi dan sebaiknya ganti setiap 30 menit sekali.

4. Mengonsumsi makanan bergizi

Makanan bergizi terutama yang mengandung kalsium dan vitamin D akan membantu menjaga tulang tetap kuat. Misalnya seperti produk olahan susu. Makanan lain yang mengandung omega-3 seperti ikan juga bagus untuk mengurangi peradangan pada persendian.

Makanan mengandung protein tanpa lemak dapat membantu Anda membangun otot yang kuat. Makanan lainnya seperti tomat, minyak zaitun, sayuran berdaun hijau, beri, dan kacang-kacangan juga dapat membantu mengurangi peradangan sendi.

5. Cobalah suplemen dengan kandungan glukosamin dan kondroitin

Suplemen glukosamin dan kondroitin dapat membantu melindungi tulang rawan Anda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen itu dapat meringankan rasa sakit Anda.Menjaga persendian tetap sehat akan memungkinkan Anda untuk berlari, berjalan, melompat, berolahraga, dan melakukan hal-hal lain yang disukai. Aktivitas fisik, menjaga berat badan ideal, menghindari cedera, dan makan makanan bergizi membantu Anda tetap sehat dan juga menjaga kesehatan persendian.

 

Gizi Buruk pada Anak: Penyebab, Gejala,

dan Pencegahan.

 

 

                  

 

 

Gizi buruk pada anak dapat memengaruhi tumbuh kembangnya. Kondisi gizi buruk terjadi akibat adanya ketidakseimbangan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh si Kecil, karena ia mengalami kekurangan gizi yang cukup besar dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, pemenuhan nutrisi secara seimbang dan optimal penting dilakukan agar si Kecil terhindar dari kondisi gizi buruk. 

Gizi buruk adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus, disertai atau tidak bengkak pada kedua punggung kaki dan berat badannya jauh di bawah rata-rata. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa gizi buruk bisa diidentifikasi dari beberapa tanda, di antaranya si Kecil mengalami stunting, berat badan kurang, hingga sangat kurus. Sebagian besar kondisi ini dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah empat tahun. Pada dasarnya, gizi buruk tidak terjadi secara singkat. Artinya, anak-anak yang mengalami gizi buruk sudah mengalami kekurangan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang sangat lama.

 

Gejala Umum Gizi Buruk pada Anak

Mengacu pada Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dari Kementerian Kesehatan RI, berikut gejala gizi buruk yang umum dialami anak-anak:

Gizi buruk tanpa komplikasi

  • Terlihat sangat kurus
  • Mengalami edema atau pembengkakan, paling tidak pada kedua punggung tangan atau kaki
  • Nafsu makan cukup baik
  • Tidak disertai dengan komplikasi medis

Gizi buruk dengan komplikasi

  • Terlihat sangat kurus
  • Edema atau pembengkakan pada seluruh tubuh
  • Memiliki satu atau lebih komplikasi medis seperti anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi, dan penurunan kesadaran.

 

Masalah Gizi Buruk pada Anak 

Masalah gizi buruk pada anak terbagi menjadi tiga kategori, di antaranya:

  1. Marasmus

    Marasmus merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya asupan energi harian. Padahal, penting bagi anak-anak untuk memenuhi kebutuhan energi harian guna mendukung semua fungsi organ, sel, dan jaringan tubuh. Sebenarnya, kondisi marasmus bisa dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa. Namun, kondisi ini paling sering dialami oleh anak yang berusia di bawah lima tahun dan di negara berkembang. Menurut data dari UNICEF, kekurangan asupan zat gizi merupakan salah satu faktor penyebab kematian pada anak-anak usia balita. 

  2. Kwashiorkor

    Kementerian Kesehatan RI membagi penanganan gizi buruk pada anak ke dalam tiga fase, antara lain:

    1.      Fase stabilisasi

    Fase stabilisasi adalah fase ketika kondisi klinis dan metabolisme anak belum sepenuhnya stabil. Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk memulihkannya, atau bahkan bisa lebih, tergantung dari kondisi kesehatan si Kecil. Tujuan dari fase stabilisasi yakni untuk memulihkan fungsi organ-organ yang terganggu serta pencernaan anak agar kembali normal.

    2.      Fase transisi

    Fase transisi adalah fase ketika perubahan pemberian makanan tidak menimbulkan masalah bagi kondisi si Kecil. Fase ini biasanya berlangsung selama 3-7 hari dengan pemberian susu formula khusus.

    3.      Fase rehabilitasi

    Fase rehabilitasi adalah fase ketika nafsu makan si Kecil sudah kembali normal dan sudah bisa

    Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan karena rendahnya asupan protein. Jika marasmus ditandai dengan penurunan berat badan, justru kwashiorkor tidak demikian. Anak yang mengalami kwashiorkor memiliki ciri-ciri tubuh membengkak karena mengalami penumpukan cairan atau disebut juga edema. Itu sebabnya, meski telah kehilangan massa otot dan lemak tubuh, anak dengan kwashiorkor tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis.

  3. Marasmik-kwashiorkor 

    Seperti namanya, marasmik-kwashiorkor adalah bentuk lain dari gizi buruk pada anak berusia di bawah lima tahun dengan penggabungan kondisi dan gejala antara marasmus dan kwashiorkor. Anak yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki beberapa ciri utama, di antaranya:

    • Tubuhnya sangat kurus (wasting) yang ditandai di beberapa bagian tubuh, misalnya hilangnya jaringan dan massa otot, dan tulang yang langsung kentara pada kulit seolah tidak terlapisi oleh daging
    • Mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh (edema).
       

Cara Mengatasi Gizi Buruk pada Anak

Kementerian Kesehatan RI membagi penanganan gizi buruk pada anak ke dalam tiga fase, antara lain:

      1.Fase stabilisasi

Fase stabilisasi adalah fase ketika kondisi klinis dan metabolisme anak belum sepenuhnya stabil. Dibutuhkan 1-2   hari untuk memulihkannya, atau bahkan bisa lebih, tergantung dari kondisi kesehatan si Kecil. Tujuan dari fase stabilisasi yakni untuk memulihkan fungsi organ-organ yang terganggu serta pencernaan anak agar kembali normal.

      2.Fase transisi

Fase transisi adalah fase ketika perubahan pemberian makanan tidak menimbulkan masalah bagi kondisi si Kecil. Fase ini biasanya berlangsung selama 3-7 hari dengan pemberian susu formula khusus.

      3.Fase rehabilitasi

Fase rehabilitasi adalah fase ketika nafsu makan si Kecil sudah kembali normal dan sudah bisa diberikan makanan yang cukup padat.. Akan tetapi, bila si Kecil belum bisa sepenuhnya makan dengan benar, pemberiannya bisa dilakukan melalui selang makanan (NGT). Fase ini umumnya berlangsung selama 2-4 minggu sampai status gizinya berangsur membaik.

Penanganan ini biasanya dilakukan sesuai dengan anjuran dari dokter. Oleh karena itu, jika si Kecil mengalami gizi buruk, sebaiknya Mums langsung berkonsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan yang lebih tepat. Sebab, kondisi ini tidak baik jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. 

 

Pencegahan Gizi Buruk pada Anak

  • Hidangkan makanan bergizi yang bervariasi

    Untuk menghindarkan si Kecil dari gizi buruk, ia harus cukup mendapatkan asupan nutrisi. Oleh karena itu, penting bagi Mums untuk selalu menyajikan makanan yang kaya nutrisi secara bervariasi. Sebaiknya, menu makanan si Kecil sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari Kemenkes RI, di dalamnya meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral secara seimbang dan porsi sesuai batas normal.

  • Meminimalkan gangguan saat makan

    Untuk mencegah terjadinya kurang gizi pada si Kecil, Mums harus berupaya untuk meminimalkan aktivitas yang dapat mengganggu waktu makannya, seperti menonton TV dan bermain gadget. Kebiasaan tersebut bisa membuat si Kecil kehilangan nafsu makan. Si Kecil harus dibuat fokus pada makanannya.

  • Hindari memberi makan berdekatan dengan jam tidur

    Saat sedang mengantuk, si Kecil bisa jadi tidak selera untuk makan. Oleh karena itu, hindari memberikannya makan saat ia sudah mengantuk atau mendekati jam tidurnya.

  • Ciptakan suasana makan yang menyenangkan

    Suasana makan yang nyaman akan memengaruhi selera makan si Kecil lho, Mums. Jadi, buatlah suasana makan yang nyaman dan menyenangkan, agar ia lahap menyantap makanan yang disajikan oleh Mums. Hindari memaksa, menekan, atau meneriaki si Kecil untuk menghabiskan makanannya, karena hal tersebut hanya akan membuatnya merasa stres.

  • Berikan porsi makanan yang sesuai kebutuhan si Kecil

    Saat melihat porsi makan yang terlalu banyak, si Kecil juga bisa jadi kehilangan nafsu makan. Maka dari itu, daripada memberikan porsi makan yang besar, lebih baik sajikan dalam porsi yang sesuai dengan batas normal dan kebutuhan si Kecil ya, Mums. 

  • Pahami gaya makan si Kecil

    Saat si Kecil tidak mau makan, bisa jadi ia masih merasa kenyang oleh porsi makan yang sebelumnya. Oleh karenanya, Mums juga perlu belajar memahami gaya makan buah hati.

  • Berikan camilan sehat di luar jam makan utama 

    Selain memberikan asupan bernutrisi pada menu makan utama, Mums juga harus memberikan si Kecil camilan sehat di sela waktu makan utamanya tersebut. Sebab, nutrisi dari makanan pokok saja tidak cukup, sehingga ia membutuhkan asupan gizi dari camilan lainnya. Akan tetapi, Mums harus mengatur pemberiannya supaya tidak terlalu banyak dan mendekati jam makan si Kecil, karena hal tersebut bisa membuatnya kenyang dan selera makan jadi hilang.