“Diet intermittent fasting umumnya bertujuan untuk menurunkan berat badan dengan cara puasa. Bisa dengan puasa 12 jam sehari, 16 jam sehari, hingga 24 jam seminggu.
Sebenarnya, diet intermittent fasting berfokus pada pola makan dengan lama waktu yang berbeda setiap makan dan berpuasa. Jadi, penekanannya bukan apa jenis makanan yang boleh kamu konsumsi dan tidak, tetapi membatasi waktu makan.
Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting
Tidak hanya satu, ada beberapa cara melakukan diet intermittent fasting yang bisa kamu pilih. Umumnya, cara diet ini berbeda pada jam makan dan puasanya, yaitu:
Puasa 12 jam sehari
Cara pertama yaitu berpuasa selama 12 jam setiap harinya, lalu kamu bisa makan seperti biasa.
Cara ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan puasa yang biasa kamu lakukan saat bulan Ramadan, dan menjadi opsi paling tepat bagi pemula.
Sebab, waktu puasanya cenderung lebih cepat dan kalori harian setiap hari tidak berbeda.
Beberapa studi menyebutkan, puasa sekitar 10 sampai 16 jam bisa membuat tubuh mengubah lemak cadangan menjadi energi.
Selain itu, tubuh juga melepas keton dalam aliran darah. Hal inilah yang membuat berat badan mengalami penurunan.
Puasa 16 jam sehari
Selain puasa 12 jam, kamu juga bisa menerapkan diet intermittent fasting dengan puasa 16 jam sehari dan waktu makan sekitar 8 jam. Metode ini juga memiliki sebutan 16:8.
Selama menjalani diet, pria akan berpuasa selama kurang lebih 16 jam, sedangkan wanita berpuasa selama 14 jam.
Cara ini mungkin akan terasa efektif kalau kamu telah mencoba menerapkan metode puasa 12 jam tetapi tidak menunjukkan hasil yang optimal.
Selama menjalani diet dengan metode ini, umumnya orang-orang akan menuntaskan makan malam pada pukul 20.00 dan tidak sarapn esok paginya.
Selanjutnya, mereka akan kembali makan saat siang hari.
Puasa 2 hari dalam satu minggu
Metode diet intermittent fasting ini memiliki sebutan 5:2. Orang yang menerapkan metode ini mengonsumsi makanan sehat dalam porsi standar selama sekitar 5 hari, lalu menurunkan asupan kalori untuk dua hari sisanya.
Selama dua hari menjalankan puasa, biasanya pria hanya dapat mengonsumsi sebanyak 600 kalori, sedangkan wanita hanya 500 kalori.
Tidak hanya membantu menurunkan kadar insulin, cara ini juga bisa membuat sensitivitas insulin lebih meningkat.
Puasa alternatif
Puasa ini artinya kamu menjalankan puasa setiap hari dengan tidak makan makanan padat atau makan maksimal 500 kalori setiap hari.
Diet dengan metode ini cukup efektif untuk membantu menurunkan berat badan sekaligus menjaga jantung tetap sehat pada orang dewasa yang mengalami kelebihan obesitas.
Beberapa ahli mengatakan puasa alternatif menjadi bentuk paling ekstrem dari diet intermittent fasting. Ini artinya, metode ini tidak tepat untuk pemula atau pelaku diet dengan kondisi kesehatan tertentu.
Jika melakukannya, pemula juga cenderung mengalami kesulitan untuk konsisten bertahan dalam waktu lama.
Puasa 24 jam selama satu minggu
Terakhir adalah puasa selama 24 jam dalam satu minggu, atau berpuasa penuh selama satu atau dua hari dalam satu minggu.
Cara ini juga populer dengan sebutan diet Eat-to-Eat.
Jadi, guna mengikuti metode penurunan berat badan ini, kamu tidak makan selama 24 jam, tetapi bisa minum teh, air, atau jenis minuman bebas kalori lainnya.
Bagi sebagian orang, cara ini terbilang menantang dan ekstrem.
Sebab, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi, termasuk sakit kepala, tubuh kelelahan, dan suasana hati yang memburuk.
Inilah sebabnya, metode ini tidak cocok untuk pemula.
Itu tadi beberapa cara menerapkan diet intermittent fasting yang bisa kamu coba.
Sesuaikan dengan kondisi tubuh dan kesehatan, sebaiknya kamu tidak memaksakan diri jika memang tidak bisa berpuasa selama lebih dari 12 jam.